Dengar.id – Ketersediaan perangkat digital portabel, seperti gawai atau tablet dan yang biasa kita kenal telpon pintar, telah menyebabkan dampak yang negatif.
Penggunaan teknologi yang berlebihan berdampak pada anak usia dini dan remaja.
Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa banyak keluarga menggunakan gawai sebagai perangkat pilihan untuk hiburan keluarga.
Gawai digunakan juga sebagai media bermain game online, dan menonton cerita interaktif.
Praktik literasi telah di bawah kendali gawai yang menarik bagi anak kecil karena ukuran, berat, portabilitas, dan penggunaan layar sentuh yang intuitif (Merchant 2014).
Tingkat pemakaian gawai pada anak usia dini menyebabkan 5 masalah menurut penelitian yang dilakukan Boston College pada tahun 2012.
Sebanyak 75% anak berusia 9-10 tahun terkena masalah sebagai berikut.
- Pertama, anak mengalami gangguan waktu tidur karena penggunaan gawai yang berlebihan berpengaruh terhadap prestasi belajar karena tubuh dan otak anak tidak beristirahat dengan baik;
- Kedua, Sifat agresif anak akan muncul karena sendrung mengkonsumsi konten media;
- Ketiga, mengganggu pertubuhan otak anak karena kurangnya stimulus lingkungan sekitar;
- Keempat, Ketergantungan pada gawai muncul karena sering nya penggunaan gawai pada anak berdampak pada interaksi sosial yang minim pada anak;
- Kelima, anak berpotensi mengalami gangguan mental berupa risiko depresi, gangguan kecemasan, psikosis dan prilaku bermasalah lainnya (Zurich.co.id:2020 ).
Masalah ratusan anak usia 5 samapai 15 tahun dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Cisarua Bogor.
Masalah tersebut diduga akibat kecanduan gawai (game) dalam dua tahun terakhir pada tahun 2019 (TVone: ).
Belasan anak juga dibawa ke RSJ Cisarua pada Maret 2021 untuk direhabilitasi.
Rata-rata 11 kasus setiap bulan yang harus dirawat di RSJ Cisarua (Media Indonesia ), mayoritas orangtua membawa anak-anaknya ke RSJ karena anak cendrung mudah emosi jika dilarang bermain ponsel.
Sumber : Biuus Indonesia
Komentar