Dua Pendaki Cilik Bersaudara Asal Bima Taklukan Gunung Tambora

Dengar.id, NTB – Akses pendakian Desa Piong, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Dompu, menjadi salah satu yang terfavorit dari empat jalur pendakian menuju puncak Gunung Tambora, saat ini.

Karena medannya dianggap mudah, sehingga bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan baik roda dua dan empat.

Terbaru, tepatnya pada tanggal 1 juli dua orang pendaki cilik yang bernama Cahya Amruni Dzauqiah (10 tahun) dan adik nya Muhammad Amrun dzauqi (7tahun) telah mampu menaklukkan terjalnya Gunung Tambora dengan ketinggian 2415 Mdpl.

Dua Pendaki Cilik tersebut merupakan anak dari Darmuniawan, S.Pd dan Harjumianti yang berdomisili di Desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima.

Dalam ekspedisi itu, dua bersaudara ini ditemani oleh sang ayah dan kerabat yang senantiasa tetap memotivasi dengan penuh semangat selama proses perjalanan.

AWAL PERJALANAN

Start dimulai dari mata air Tampiro Desa Piong, Kecamatan Sanggar melewati pos pendakian pertama menggunakan mobil Jeep, hingga pukul 16.00 wita akhirnya sampailah pada pos terakhir setelah menempuh perjalanan 4 jam lebih.

Sepanjang perjalanan itu para pendaki disuguhkan pemandangan yang sangat menakjubkan yang dikelilingi hamparan padang savana yang luas, namun itu tak berlangsung lama, karena hujan dan kabut tiba – tiba muncul menyelimuti.

Sore itu cahaya sudah tak nampak lagi di ujung Senja, cakrawala sudah tak berwarna seakan menyelinap dibalik tirai temaram. Suara hewan malam bersahutan menggema dibawah semesta Tambora. Dua anak kecil itu kini bermalam pada shelter yang telah disediakan bersama para rombongan.

Malam kian larut, gerimis tak jua berpamitan sejak sore tadi. mata terpejam namun tak bisa larut bersama malam, terdengar suara lirih penuh getar dari mulut dua anak sang pendaki cilik, menggigil menahan dingin yang teramat sangat menembus ke kulit, selimut tebal tak mampu memberi kehangatan pada tubuh dua orang anak yang masih duduk di bangku SD itu.

Namun, mereka begitu kuat dan tangguh untuk tetap yakin bisa menyambut elegi esok pagi di puncak Tambora.

PAGI MASIH TETAP TERSELIMUTI KABUT.

Pagi itu cuaca tak kunjung bersahabat, tak ada sedikitpun sinar mentari yang mencoba menyapa kala itu, hanya kabut tebal dan gerimis sejak semalam seolah tak ingin pergi.

Akhirnya setelah menunggu lama dan berdiskusi dengan sang pemandu, rombongan pendaki akhirnya bergegas menuju puncak tepat pada pukul 09.00 wita.

Pendakian pun dimulai, melewati jalur yang telah ditentukan, kerikil, batu dan berpasir nampak terhampar disepanjang jalur.

Setapak demi setapak langkah bergerak sedangkan kabut masih membatasi jarak pandang, dibarengi gerimis yang jatuh membasahi tubuh layaknya putih salju namun itu tak menjadi halangan bagi nuny dan kuky sapaan dua bocah sekandung untuk tetap berjalan dengan langkah yang pasti menembus dinginnya cuaca yang sangat ekstrem.

Akhirnya jarak 1500 meter itu kini telah menjadi 15 CM didepan mata setelah menempuh perjalanan 1 jam lebih, tiba lah mereka pada puncak gunung Tambora dengan ketinggian 2415 Mdpl.

Rasa bahagia dan tenang terpancar dari raut dua bocah bersaudara itu setelah mereka berhasil menjejakkan kaki di puncak Tambora bersama para rombongan yang selalu antusias mendampingi.

Perjuangan mereka terbayar lunas ketika menyaksikan negeri diatas awan dan mengabadikan momen istimewa diantara hamparan taman edelweis yang indah. Keberanian yang perlu diapresiasi dan menjadi inspirasi bagi para penikmat gunung.

Komentar