Menpora Amali Menyambut Baik Kegiatan OASE-KIM

Selain hal tersebut, Menpora Amali mengajak OASE-KIM dan wanita Indonesia untuk mencermati kondisi kebugaran secara umum dari  Negara Indonesia saat ini, dimana faktanya masih sangat memprihatinkan. Secara data ternyata masyarakat yang bugar hanya 24% dengan partisipasi olahraga baru mencapai 34%. Belum ditambah menempati peringkat terbawah dunia malas berjalan, rata-rata 3.513 langkah per hari yang seharusnya 7.000 langkah. 

Kondisi pandemi dua tahun terakhir menjadi gaya hidup dan belajar anak-anak berubah dengan 90% melalui gadget (digital/internet) yang mengurangi aktivitas gerak. Pelajar yang sangat aktif hanya 2,1% sedangkan pelajar bugar kategori baik sekali hanya 0,14%.

“Ada penelitian salah satu SMK di Jawa Tengah, tidak perlu saya sebutkan sekolahnya, dari 2.000 siswa-siswi kelas 12 (yang akan lulus) hanya ada 5 orang yang bugar. Coba bayangkan mereka akan mengisi dunia kerja dalam kondisi tidak bugar,” terang Menpora Amali.

Baca juga: Festival Pesona Khasanah Ramadan : Momentum Kebangkitan dan Ajang Promosi Wisata Halal NTB

Khusus untuk para perempuan Indonesia diingatkan ada data yang menunjukkan kemampuan maksimal seseorang dalam mengonsumsi oksigen saat tubuh beraktivitas (VO2 Max) ternyata masih dibawah laki-laki, oleh karenanya kesempatan webinar ini sangat baik untuk terus mengajak masyarakat berolahraga agar semakin bugar dan sehat.

“Ada data VO2 Max perempuan 23,98 sementara laki-laki 28,68 rata-ratanya bila digabung 26,35. Adapun kategori kebugaran jasmani secara nasional yang unggul hanya 2,43% sementara kurang sekali mencapai 53,63%. Oleh karenanya saya mengajak mari OASE-KIM terus berperan aktif demi terwujudnya masyarakat bugar dan sehat,” tutupnya.

Hadir dalam pembukaan dan memberikan sambutan dalam webinar Wakil Ketua Bidang 3 OASE-KIM Maria Anna Johnny G Plate, Anggota Bidang 3 OASE-KIM sekaligus Penyelenggara Nadiah Zainudin Amali. Adapun Narasumber yang menyampaikan materi, Ahli Nutrisi dr. Rita Ramayulis dan Spesialis Keolahragaan dr. Andika Raspati.

Komentar