Dengar.id, JAKARTA – Program Studi Magister dan Doktor Linguistik Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sukses menyelenggarakan Praktisi Mengajar di Dalam Kampus yang dikemas dalam Seminar Daring (Sedaring), Rabu (16/11/2022).
Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi. Sebelumnya, dua prodi ini berhasil meraih Akreditasi Internasional AQAS sebagai perwujudan IKU.
Adapun tema yang diangkat “Kolaborasi Literasi Digital Melalui Membaca Nyaring” ini, mengundang Praktisi Membaca Nyaring Roosie Setiawan.
Dalam laporannya, Koorprodi Doktor Linguistik Terapan, Prof. Dr. Ninuk Lustyantie, M.Pd. menyatakan, bahwa kolaborasi akademik dengan praktisi sangat penting untuk mengembangkan keilmuan mahasiswa.
“Kegiatan ini adalah kolaborasi akademik untuk saling berdiskusi terkait literasi dalam payung akademik linguistik terapan dan mengembangkan ilmu transdisipliner ataupun multidisipliner. Kegiatan ini mengundang praktisi di bidang membaca nyaring yang kemudian dapat dikembangkan melalui studi para mahasiswa.” ujar Prof. Ninuk.
Direktur Pascasarjana UNJ, Prof. Dr. Dedi Purwana, E.S., M.Bus yang diwakili oleh Wakil Direktur 1 Bidang Akademik Pascasarjana UNJ, Prof. Dr. Wardani Rahayu, M.Si dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelibatan praktisi dari luar kampus menjadi program utama sesuai dengan arahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Kegiatan S2 dan S3 LT yang melibatkan praktisi untuk meningkatkan keilmuan dan seminar ini merupakan salah satu IKU (Indikator Kinerja Utama) Perguruan Tinggi yang diminta Dikti.” kata Wadir 1.
Sementara itu, Rosie Setiawan selaku narasumber menyampaikan, bahwa sejak 2008, Komunitas Read Aloud berusaha mengubah paradigma dari tidak membacakan menjadi membacakan buku.
“Banyak jurnal-jurnal di Indonesia memperkenalkan membaca nyaring sebagai salah satu pokok penting untuk anak-anak Indonesia,” ujarnya.
Dalam paparannya pria Pendiri Komunitas Read Aloud Indonesia ini mengungkapkan, bahwa literasi membaca adalah pondasi penting yang harus dikuasai di Abad 21.
Lebih lanjut Roosie menyatakan, bahwa membaca nyaring atau read aloud berdampak penting untuk pengembangan literasi. Betapi pentingnya read aloud ini, sehingga orang tua harus memiliki komitmen untuk membacakan buku untuk anaknya.
“Orang tua tetap harus membaca nyaring, proses ini tidak perlu terlalu lama cukup 7-10 menit membacakan buku. Diutamakan tetap orang tua, setelah itu bisa juga melalui audio book. Di level tertentu juga dapat melalui permainan setelah bacaan.” ujar Roosie.
Salah seorang peserta Andi Saadillah merasa senang sekali mengikuti seminar ini. “Alhamdulillah hari ini saya sangat senang sekali bisa mengikuti kegiatan seperti ini, apalagi materi yang disampaikan oleh Narasumber sangat bermanfaat khususnya untuk saya sendiri yang memiliki anak berusia 2.5 tahun,” akunnya
Ia menambahkan, bahwa dirinya suka sekali membacakan buku untuk pengenalan buku kepada anaknya, bahkan sejak anaknya masih bayi.
“Jadi saya rasa materi yang disampaikan oleh Ibu sangat bermanfaat dan related dengan kehidupan atau keseharian saya dalam membacakan buku kepada anak saya. Terima kasih Ibu dan kepada Panitia atas kegiatan yang diselenggarakan.” tutup Andi Saadillah.
Komentar