
Dengar.id, DOMPU – Cerita meninggalnya Abdurahman (52) asal Desa Taropo, Kecamatan Kilo di tanjakan Rengge Kapa Desa Mbuju, menambah keangkeran dan misterinya tanjakan tersebut.
Pasalnya, pria paruh baya ini ditemukan meninggal dunia pada Kamis (25/08/2022) pukul 12.00 Wita. Dalam kondisi jasad yang tragis dan dikenal, karena berlumuran darah bercampur tanah dan pasir. Mirisnya lagi, bapak 7 orang ini menghadap sang Illahi Rabbi usai mengalami kecelakaan tunggal dan seorang diri, pada Rabu petang.
“Bisa dipastikan, setiap tahun terjadi kecelakaan maut hingga korbannya meninggal dunia. Peristiwa ini, terus terulang dari tahun ke tahun dan selalu mendapatkan tumbal baru,” kata Kades Taropo, Abdurrahman pada dengar.id.
Dikatakannya, bahwa tanjakan ini merupakan bagian dari jalan poros Taropo dan masuk dalam kategori jalan Daerah Kabupaten Dompu yang dibangun dari APBD II.
“Namun sampai sekarang belum ada tindakan dari Pemda. Mungkin karena Taropo ini salah satu desa yang terisolir atau desa tertinggal makanya kurang diperhatikan,” kritiknya.
Abdurrahman mengulas, jalan ini dimanfaatkan pula oleh warga Desa Mbuju dan desa lain dalam mengangkut hasil panen, baik jagung maupun yang lain.
“Dengan kejadian ini, kami harap Pemkab Dompu khususnya pak Bupati dan jajaranya agar membantu mencarikan solusi yang tepat dan tidak menunggu korban lagi,” jelasnya.
Lebih lanjut Kades menuturkan, pada tahun lalu pihaknya telah menyampaikan harapan dan permohonan seluruh masyarakatnya kepada Pemkab Dompu untuk mengerjakan jalan lintas Taropo-Mbuju khususnya berupa pengerukan atau pemindahan jalur tanjakan maut Taropo. Hal itu dimaksudkan agar tidak terjadi korban selanjutnya,
“Umumnya masyarakat Taropo sangat khawatir melintas di tanjakan maut ini, apalagi banyak anak – anak sekolah dan ibu-ibu yang naik turun. Sedangkan warga Taropo tidak punya jalan alternatif lain untuk menuju kota kecamatan dan kota kabupaten,” ucapnya.
Sementara itu, Kades Mbuju Abdullah Mursalin, memaparkan sejauh ini kasus kecelakaan lalu lintas di jalur tersebut sudah sangat sering terjadi. Lakalantas yang mengakibatkan korban meninggal dunia saja sudah lebih dari 10 kasus.
“Mobil truk dan pick up saja sudah hampir lima kali dan pernah korban meninggal di tempat dalam keadaan terjepit hingga warga mengevakuasi berjam-jam dengan mesin pemotong atau grinda,” ujarnya.
Menurutnya, tanjakan ini hampir dipastikan setiap tahun terjadi kecelakaan dan merenggut nyawa. “Setahun ini saja, kalau tidak salah sudah enam kali terjadi kecelakaan dan tiga diantaranya berujung mati,” jelasnya.
“Rata-rata kecelakaan tunggal dan korban yang meninggal itu kebanyakan pengendara sepeda motor,” sambung Kades.
Oleh karena demikian, Kades Mbuju meminta pemerintah Kabupaten Dompu benar-benar memperhatikan jalan ini dan mencari solusi yang tepat.
“Ini kan jalan satu-satunya, penghubung Taropo dengan desa lain, induk kecamatan dan kabupaten,” sampai kapan harus terus memakan korban. Solusinya itu, jalur ini antara dipindahin atau diperlebar saja,” terangnya.
Komentar