Ada Upaya Penggembosan Aksi Besok : Medsos Diretas dan Mahasiswa Diminta Tidak Turun

Dengar.id, Jakarta – Jelang Aksi 11 April 2022 (Besok.red), berbagai upaya penggembosan pun terjadi oleh pihak tertentu baik di dunia maya maupun kampus.

Salah satunya dialami langsung oleh Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Kaharuddin HSN DM. ”Sejumlah akun media sosial (Medsos) Instagram dan Facebook saya diretas,”  katanya, Minggu (10/4/2022).

Menurutnya, Tindakan peretasan ini diduga sebagai upaya menggembosi rencana aksi besar-besaran mahasiswa pada 11 April 2022.

Pada kedua akun media sosial tersebut, lanjut Kaharuddin, peretas membuat pernyataan “Aksi 11 April Saya Nyatakan Dibatalkan Mengingat Saat Ini Bulan Ramadhan Dan Kaaua Covid-19 yang Masih Belum Mereda,”.

“Untuk presma (presiden mahasiswa) yang turun (aksi demonstrasi) di tanggal 28 Maret kemarin rata-rata kena peretasan,” kata Kaharuddin dikutip dari Suara.com saat dikonfirmasi, Minggu (10/4/2022).

Selain diretas, lanjutnya, ada pula tawaran kepada mahasiswa di kampus-kampus agar tidak ikut aksi pada 11 April besok. 

“Ada beberapa kawan kampus yang mendapatkan tawaran agar tidak turun aksi, dan ada juga kampus yang tidak jadi turun,” ujarnya.

Kendati begitu, Kaharuddin belum mengetahui pasti dari mana tawaran tersebut datang. Namun hal ini diduganya sebagai upaya menggembosi gerakan mahasiswa. 

“Itu yang saya tidak tahu, tapi informasi yang diperoleh ada tawaran agar tidak ikut aksi,” ucapnya. 

Sementara itu, Koordinator Media BEM SI, Luthfi Yufrizal mengatakan, aksi besok akan yang digelar di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.”Ini akan diikuti 1.000 mahasiswa dari berbagai kampus di seluruh daerah,” ujarnya.

Dikatakannya, pihaknya telah mengantisipasi adanya pihak yang akan menunggangi aksi ini dengan tujuan memicu kerusuhan. Upaya antisipatif ini salah satunya dengan membentuk tim keamanan yang bertugas melalukan penyaringan terhadap peserta aksi.

“Istilahnya harus hati-hati dengannya orang-orang yang menjadi cuma nebeng di aksi itu, cuman buat rusuh doang, harus di screening dengan teliti,” ujarnya.

Di sisi lain, Luthfi, juga meminta kepada pihak kepolisian untuk melakukan pengamanan secara tertib, tanpa melakukan provokasi dan kekerasan.

“Kami aksinya juga enggak ada tujuan chaos atau anarkis atau rusuh dan lain-lain. Saling menghimbau saja dari polisi untuk tidak anarkis, dari polisi juga jangan merusak fasilitas umum,” katanya.

Komentar