Milenial Sering Jadi Korban Investasi Bodong, OJK Perkuat Literasi Cerdas Berinvestasi

Dengar.id, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perkuat literasi cerdas berinvestasi kepada kalangan milenial.
“Kaum milenial ini cukup banyak yang tergiur dengan investasi bodong, biasanya karena ikut-ikutan. Kemudian bisa juga ini sifatnya ingin cepat-cepat atau ya bisa dikatakan generasi instan kalau kita bilang,” demikian dikatakan Deputi Direktur Pelaksanaan Edukasi OJK, Halimatus Sa’diyah pada Seminar Nasional bertajuk Literasi Cerdas Berinvestasi, Selasa (23/05/2023).

Menurutnya, semua ingin cepat mendapat keuntungan, serba inginnya cepat. “Jadi itu banyak yang terjadi kenapa terjerat investasi bodong sama mereka mudah dipengaruhi,” bebernya.

Halimatus Sa’diyah menjelaskan, faktor banyaknya kaum milenial mudah tergiur dalam investasi bodong karena lemahnya literasi

“Banyaknya influencer ataupun berita-berita online, jadinya mereka tergiur kayaknya seolah gampang, padahal tidak demikian. Pesan saya sebelum melakukan investasi selalu pahami dulu produk dan karakteristik risikonya, apa manfaatnya, biayanya berapa,” pintanya.

Kalau kita ingin gunakan itu dan sebagainya, lanjut Halimatus Sa’diyah, pahami kebutuhan kita, apa rencana kita untuk masa depan dengan berinvestasi itu apa jadi punya tujuan keuangan dulu Sebelum memulai investasi.

“Sehingga kita bisa memilih produk investasi yang tepat dengan tujuan keuangan kita yang tentunya juga harus sesuai dengan kebutuhan. Tujuannya supaya tidak terjebak yang ilegal-ilegal tadi,” paparnya.

Lebih lanjut, Ia berpesan kepada kaum milenial agar tidak mudah terjerumus investasi bodong.

“Pesan saya, yang logis cek legalitasnya di otoritas yang mengawasi misalnya kalau untuk sektor jasa keuangan di OJK, untuk sektor lainnya misalnya koperasi ya dengan Kementerian Koperasi. Kemudian logis tadi ya bunganya masuk akal yang dijanjikan, returnnya masuk akal, kemudian jangan tunggu ada masalah, dan pokoknya logis,” tandas Halimatus Sa’diyah.

Sementara itu, Anggota Ombudsman RI, Hery Susanto menyampaikan, bahwa saat ini yang menjadi problem utama investasi adalah maraknya investasi bodong dimana masyarakat menjadi korbannya.

“Hal inilah yang menjadi PR bagi institusi/lembaga terkait, seperti BPKM maupun OJK untuk melakukan berbagai upaya penanggulangan hal tersebut,” katanya. 

Hery menegaskan, bahwa Ombudsman RI sebagai Lembaga Negara Pengawas Pelayanan Publik telah menerima 17 laporan masyarakat terkait dugaan investasi bodong.

“Ombudsman mendorong para penyelenggara layanan untuk dapat bergotong-royong memberikan literasi kepada masyarakat, khususnya kaum milenial sehingga fenomena investasi bodong bisa teratasi,” tegasnya Hery..

Acara yang digelar Human Studies Institute (HSI) di Ballroom Naraya Hotel, Rawamangun Jakarta Timur ini, dihadiri peserta milenial lebih dari 200 orang yang terdiri mahasiswa dan pelajar se-Jabodetabek. Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan, Penyidik Madya Dittipidsus Bareskrim Polri, Wawan Muliawan, Direktur Wilayah IV, Kedeputian Pengendalian Modal Kemeninves/BKPM RI, Yos Hermen, Dosen Keuangan Vokasi UI, Ananta Hagabean Nasution, Group Head of sales funding & transactional Bank DKI, Yuniar Tranesia Manik, dan Kepala Pemeriksaan Laporan Keasistenan Utama V Ombudsman RI, Saputra Malik, serta acara dibuka oleh Wakil Dekan bidang kemahasiswaan dan alumni FIS UNJ, Abdul Haris Fatgehipon. (AY)

author avatar
arif dengar.id

Komentar