Dengar.id, JAKARTA – Tim putri U-23 (junior) Indonesia berhasil yang menjadi juara dunia arung jeram di World Rafting Championship 2022 Banja Luja, Foca, Bosnia tiba di tanah air, Minggu (5/6/2022).
Dalam event tersebut, Tim Indonesia berhasil meraih tiga medali emas yang berasal dari nomor head to head, slalom, dan down river race. Sementara di nomor sprint Indonesia hanya menempati posisi ketiga di bawah Canada dan Jepang.
Tim yang terdiri dari Selawati Solihin (21), Lista Natasya Peniwati (22), Siti Nurranti (20), Diana Lapanda (20), dan Wulanda Putri Febriana (18) tiba pada pukul 22.10 WIB dengan menggunakan pesawat Emirat EK358.
Kehadiran Tim Indonesia ini, disambut langsung Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Arung Jeram Indonesia (PB FAJI), F Saud Tambatua, Deputi IV Kemenpora Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Chandra Bhakti, Kabid Penghargaan, Asisten Deputi Kemitraan dan Penghargaan Ahmad Arsani, Tim Dispora Sukabumi, dan Tim KONI Sukabumi.
“Selamat atas prestasi yang kalian raih. Kalian berhasil membuat satu prestasi yang membanggakan, bisa mengibarkan bendera Merah Putih yang saya serahkan pada waktu itu. Setelah ini, orang tua kalian sudah menyambut,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Arung Jeram Indonesia (PB FAJI), F Saud Tambatua.
Dikatakannya, silahkan berbahagia dan menikmati kemenangan ini bersama keluarga kalian. “Tapi jangan lupa, saya beri waktu satu minggu untuk menikmati kemenangan itu lalu berlatih kembali,” ujarnya.
Sementara, Deputi IV Kemenpora Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Chandra Bhakti, menjelaskan pemerintah sangat bersyukur dan berterima kasih kepada para atlet atas hasil membanggakan yang telah diraih. “Tentu ini menjadi satu kebanggaan, sekaligus pemicu dan pemacu untuk lebih berprestasi lagi. Karena ke depan,” ujarnya.
Dikatakannya, masih banyak event-event yang lebih kompetitif lagi yang akan dihadapi kedepannya. “Sebab dinamika olahraga selalu berkembang,” paparnya.
Oleh karenanya, Chandra menegaskan, bahwa pemerintah akan selalu mensupport dan apresiasi setingginya atas prestasi yang telah dicapai.
“Satu hal yang menarik, tentu arung jeram ini bukan saja olahraga prestasi tetapi juga menyangkut pariwisata dan sport tourism. Ini yang menarik dari arung jeram, sehingga prestasi ini tentu tidak hanya akan memberikan dampak untuk satu lingkup saja, tetapi juga menyangkut dampak-dampak lain,” paparnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, bukan hanya prestasi dan pariwisatanya saja, namun juga industrinya dan bahkan arung jeram juga dikenal dekat dengan lingkungan. “Sekali lagi pemerintah sangat-sangat memberikan apresiasi karena mampu mengharumkan nama Indonesia,” tukasnya.
Pelatih Timnas junior putri, Aceng Supendi menceritakan bagaimana perjuangan para atletnya saat bertanding di tiga nomor yang mampu membawa gelar juara dunia bagi Indonesia.
“Secara fisik, kekuatan Indonesia masih kalah dibandingkan Jepang dan Canada, tetapi motivasi, doa, dan harapan dari masyarakat Indonesia lah yang menjadi sumber kekuatan para atletnya,” ungkapnya.
Menurutnya, dalam sejarah arung jeram kita belum ada yang menjadi juara, walaupun sering ikut kejuaraan dunia. “Kali ini kategori yang dipertandingkan berbeda dengan 2019 lalu. Kemarin R4 sementara di 2019 R6, tingkat kesulitannya tentu R4 karena empat-empatnya harus main, menjadi mesin semua depan belakang,” tandasnya.
“Jadi jangan takut, Indonesia sudah diperhitungkan kali ini,” tambahnya.
Setelah ini, lanjut Aceng, para pedayung akan berkonsentrasi kepada persiapan menuju kejuaraan daerah, Porprov Jawa Barat pada November mendatang. LSetelah itu, Kejurnas di Sulawesi, dan di awal 2023 ada Kejuaraan Dunia lagi di Cina,” paparnya.
Selain tim junior putri, turut juga disambut adalah tim master putri. Tim ini, berhasil menempati posisi kelima di klasemen keseluruhan, di bawah Slovakia yang menjadi juara dunia kategori ini, kemudian Argentina, dan Canada.
Komentar