Dengar.id, NTB – Bupati Dompu ‘Aby’ Kader Jaelani (AKJ) dan jajarannya bertandang ke Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI), Sabtu (19/03/2022).
Sebelumnya, AKJ bertemu Kepala Badan Pangan Nasional, (BPN) Arief Prasetyo Adi di kantornya di Jakarta. Pertemuan itu guna membahas gejolak masalah gabah petani yang ada di Dompu.
Pada kunjungannya di Kementan RI ini, Bupati ditemani Kadis Pertanian dan Perkebunan (Pertanbun) Muhammad Syahroni, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Ruslan dan Kepala Dinas Perindustrian dan Pergadangan (Disperindag) Muhibuddin, bertemu dengan Project Manager Program UPLAND Kementan Faraka Sari.
”Tujuan kami ke Ditjen PSP Kementan, untuk mengetahui bagaimana progres terkait perencanaan usulan Program UPLAND di Kabupaten Dompu,” kata Kadis Pertanian dan Perkebunan Dompu Muhammad Syahroni, saat dihubungi Dengar.id via WhatsApp, Minggu (20/03/22).
Dari pertemuan tersebut, diketahui bahwa sampai dengan saat ini, proses terkait program ini masih terus berlangsung dan perkembangan terakhir Pemerintah Pusat (Kementan dan Bappenas) sedang melakukan negosiasi Loan Agreement dengan lembaga donor baik itu IFAD dan IsDB.
“Ibu Faraka Sari juga mengatakan, usulan program ini juga sangat bergantung pada komitmen pemerintah daerah,” jelas Mantan PLT Kepala Bappeda ini.
Pada pertemuan itu, lanjut pria yang akrab disapa Dae Roni ini, Bupati Dompu menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kementan yang telah memilih Dompu menjadi bagian dari Project UPLAND.
”Pak Bupati berharap, Kementan benar-benar memperioritaskan Dompu. Pada prinsipnya, ia mengatakan sangat berkomitmen dalam mendukung project tersebut,” beber Manajer Club Sepak bola PS Fatahillah ini.
Dikatakan, program UPLAND merupakan kegiatan pertanian di dataran tinggi yang komprehensif, mulai dari pengembangan on-farm sampai off-farm. ”Program ini dibentuk demi meningkatkan kapasitas, daya inovasi, serta pendapatan petani,” jelasnya.
Program ini memiliki beberapa tujuan. Sambungnya, diantaranya meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani di daerah dataran tinggi melalui pengembangan infrastruktur lahan dan air.
Kemudian, mengembangkan sistem agrobisnis dan menguatkan sistem kelembagaan. Serta membangun sentra pembibitan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana budidaya benih modern.
”Melalui Project UPLAND, diharapkan kelembagaan petani akan mengalami peningkatan, menjadi mandiri, memiliki posisi tawar yang lebih baik, serta mampu mengembangkan pasar untuk komoditas pertanian domestik maupun ekspor,” tadasnya.
Program ini dilakukan dengan memanfaatkan dana pinjaman Pemerintah Pusat yang bersumber dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Islamic Development Bank (IsDB).
Komentar