Dengar.id, MATARAM – Harga Bahan Pokok (Bapok) di sejumlah pasar tradisional di NTB terus mengalami kenaikan. Seperti cabai rawit merah, bawang merah, dan bawang putih mengalami kenaikan harga.
Data dari Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi NTB per Senin, 11 Desember 2023. Harga cabai rawit merah di pasaran naik sebesar Rp8.333. Dari Rp68.333 menjadi Rp76.667 per kilogramnya. Sementara bawang merah dari Rp22.0000 per kilogram menjadi Rp24.333. Dan, bawang putih, dari Rp30.000 per kilogram menjadi Rp32.000.
Di tengah harga Bapok yang mengalami kenaikan. Pemprov NTB masih belum menggunakan Biaya Tak Terduga (BTT) untuk mengintervensi harga tersebut.
Padahal, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sudah mengimbau kepada Pemerintah Daerah (Pemda) agar dapat menggunakan anggaran tersebut untuk intervensi inflasi. Salah satunya menekan harga pasar.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, Fathurrahman tak menampik mengenai instruksi tersebut. Namun, katanya, BTT tersebut tidak digunakan sekarang, karena inflasi di NTB terbilang turun.
“Tentu akan kita gunakan. Tetapi pada situasi darurat, karena di NTB dalam situasi normal malah inflasi kita di bawah rata-rata nasional,” kata Fathurrahman saat dikonfirmasi, Senin (11/12/2023).
Dirinya menegaskan, keberadaan BTT tersebut dijadikan sebagai cadangan. Jika suatu waktu terjadi gejolak harga yang tidak bisa dikendalikan lagi.
“Tentu menjadi cadangan kita sewaktu-waktu ada gejolak fluktuasi dari harga bahan pokok itu sendiri,” ungkap Mantan Kepala Disdag Provinsi NTB itu.
Kendati demikian, Fathurrahman tetap berharap agar bahan pokok yang menjadi variabel-variabel utama mendukung terjadinya inflasi tersebut dapat dikendalikan.
“Seperti halnya cabai, di tengah harganya yang mahal itu, masyarakat bisa melakukan gerakan menanam cabai dilingkungan masing-masing. tlTermasuk juga mungkin di kantor-kantor kalau ada lahan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Provinsi NTB menjadi salah satu dari sepuluh provinsi dengan inflasi terendah se-Indonesia. Tingkat inflasi NTB pada November 2023 menembus angka 2,66 persen Year-on-year (yoy), di bawah inflasi nasional, yakni 2,86 persen.
Komentar