Dua Tokoh Nasional asal NTB, Bertemu dan Berkisah tentang Perbedaan Pilihan Politik

Dengar.id, MATARAM – Kedua tokoh politik Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkieflimansyah dan Fahri Hamzah bertemu dalam suasana keakraban pada, Jumat (08/12/2023).

Hal itu dipublis dalam dinding akun facebook @Bang Zul Zulkieflimansyah dan akun Instagramnya. Sontak saja, postingan ini menjadi ramai dan viral di jagat media hingga saat ini, bahkan beberapa media mainstream mengangkat khusus kisah kedua tokoh ini.

Bukan soal pertemuannya, menariknya kedua sosok politisi asal Pulau Sumbawa ini mengisahkan soal perbedaan pilihan politiknya dalam kontestasi Pemilu 2024 nanti. Zulkieflimansyah yang merupakan kader PKS bergabung dalam tim pemenangan pasangan Amin dan Fahri Hamzah dari Partai Gelora, mengusung pasangan Prabowo-Gibran.

Pertemuan keduanya ini, memberi pesan mendalam ditengah perbedaan dan persaingan pilihan politik.

Namun, meski berbeda keduanya nampak selalu kompak. Bagi mereka, berbeda dalam sikap politik tak lantas membuatnya terpecah. Justru, perbedaan itu membuat persahabatannya semakin erat hingga saling merindukan.

“Pagi ini bertemu Fahri Hamzah di Mataram. Seperti biasa kami selalu kompak dan kangen-kangenan. Cuma bedanya sekarang, beliau ini semangat sekali kampanyekan Pak Prabowo,” tulis Bang Zul Zulkieflimansyah di akun facebooknya.

Kisah Bang Zul dan Fahri Hamzah

Gubernur NTB Periode 2018-2028, Zulkieflimansyah, akrab disapa Bang Zul dalam postingannya menceritakan kisah perjalanan keduanya mengarungi karir dan kehidupan.

Romansa hidup keduanya bukanlah sesuatu yang terjadi hari ini saja. Melainkan sejak dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga di jenjang perguruan tinggi, bahkan menjadi teman meniti karir.

Keduanya merupakan sahabat sejati, yang pernah tidur sekamar dan satu tempat tidur.

“Saya sama Mas Fahri ini sejak SMA memang kemana-mana bareng. Sejak dari Sumbawa kami biasa tidur di satu kamar satu tempat tidur ” katanya di akun medsosnya.

“Semasa kuliah di UI dulu, juga dulu satu kamar satu tempat tidur juga,” kenangnya.

Lebih lanjut Bang Zul menceritakan, kisah persahabatan keduanya cukup apik, dimulai dari titik nol hingga menjadi orang berpengaruh di kancah nasional.
Dapat dikatakan, kala itu keduanya seiya sekata. Di mana ada Bang Zul, di situ ada Fahri Hamzah.

“Masuk DPR bareng juga. Masuk komisi yang sama, dan kemana-mana bareng juga. Saya masuk kuliah di Glasgow dulu, Fahri Ikut juga kuliah di Glasgow UK, tinggal bareng juga di Glasgow,” tulisnya.

Beda Pilihan, Tak Harus Putus Persahabatan

Diketahui, kedua politisi ulung NTB ini, kini menjadi orang yang cukup diperhitungkan di kancah nasional. Nama Bang Zul masuk dalam bursa calon Gubernur DKI Jakarta. Sementara Fahri, masih terkenal dengan julukan Singa Parlemen orang NTB. Kini jadi ring satu pasangan Prabowo-Gibran.

Keduanya dulu berada di satu gerbong yang sama, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun harus pisah jalan karena suatu hal.

Bang Zul hingga kini masih menjadi kader di Partai PKS dan Fahri Hamzah kini menjadi Pimpinan di Partai Gelora. Bahkan keduanya memiliki capres usungan masing-masing. Fahri Hamzah menjadi Tim di pasangan Prabowo-Gibran sementara Bang Zul menjadi Tim pemenangan pasangan Amin.

Meski pisah gerbong tak lantas membuat keduanya putus persahabatan.

Jadi apakah karena beda partai, beda Capres, kita kemudian lantas bermusuhan? Tentu saja tidak,” katanya.

“Partai boleh berbeda- beliau pemimpin di Gelora, saya pemimpin di PKS, beliau Capresnya pak Prabowo saya Capresnya Mas Anies Baswedan. Partai dan Capres kami boleh berbeda, tapi persahabatan dan persaudaraan harus tetap dijaga,” tambahnya.

Persahabatan keduanya tak terukur, perihal serius saja masih bisa dibuat menjadi bahan berkelakar.

Hal itu muncul ketika Bang Zul ditanya oleh Fahri mengenai elektabilitas siapa yang kuat di NTB.

“Tadi Mas Fahri nanya-nanya. Gimana peluang Prabowo di NTB?,” “Saya bilang, di NTB AMIN yang menang! heheh. “Dia manggut-manggut aja dan tertawa :),” kelakar keduanya.

Pesan Bang Zul di Balik Kisah Persahabatan

Kisah sahabat sejoli ini memiliki pesan mendalam untuk warga NTB untuk menghadapi Pilpres 2024.

Dari kisah keduanya memberi gambaran bahwa menghadapi Pesta Demokrasi harus dibawa riang dan gembira.

Pesta demokrasi tidak boleh menjadi petaka yang memutus silaturahmi, terlebih memutus persahabatan.

“Partai dan Capres boleh saja berbeda, tapi persahabatan dan persaudaraan harus kita jaga,”

‘Siapapun nanti yang akan jadi presiden, mau Prabowo, Anies atau Mas Ganjar, ketika nanti mereka terpilih sebagai presiden belum tentu nanti bisa ketemu, mengenal apalagi menegur kita,” pesannya.

“Tapi kawan dekat, sahabat, tetangga yang mungkin sekarang beda pilihan politik, dan beda capresnya dengan kita saat ini, adalah orang yang akan tetap sehari-hari bersama kita nanti…”, imbuhnya.

Lanjut Bang Zul, “Orang inilah mungkin yang tetap akan mengkafani kita, memandikan jenazah kita, dan mengantarkan ke kuburan nanti, …. bukan capres-capres itu,” katanya menegaskan.

Karena itu, Bang Zul mengajak masyarakat NTB agar memaknai pesta demokrasi dengan bahagia.

“Jadi mari kita memaknai pesta demokrasi ini, dengan santai, riang gembira, dan penuh persaudaran dan persahabatan,” tutupnya.

Komentar